
PENCEMARAN LINGKUNGAN Limbah Tekstil Cemari Sungai di Solo
Jumat, 6 Februari 2015 10:55 WIB | Indah Septiyaning W./JIBI/Solopos |
Pencemaran air sungai di Kota Solo tinggi didominasi dari limbah tekstil. Hal ini berdasarkan hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang meneliti pencemaran air sungai di Kota Bengawan. Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo ketika dijumpaisolopos.com beberapa waktu lalu mengatakan bekerja sama dengan LIPI melakukan penelitian mengenai pencemaran air sungai di Solo. Hasilnya menunjukkan adanya pencemaran limbah tekstil. Selain limbah tekstil, limbah pabrik buangan luar daerah juga mendominasi pencemaran air sungai.
Permukiman Kolong Tol hingga Krisis Air Bersih
Liputan6
on 23 Mar 2016 at 07:24 WIB
Kemiskinan dan sulitnya memperoleh tempat tinggal menjadi alasan ratusan warga yang tinggal di bawah Jalan Tol Wiyoto Wiyono, Penjaringan, Jakarta Utara. Di tengah rencana Pemprov DKI Jakarta yang akan menggusur pemukiman, mereka berharap pemerintah menyediakan rumah susun yang dekat dengan lokasi mencari nafkah. Selain itu, ada 39 juta orang Indonesia yang masih tidak bisa mengakses air bersih. Indonesia disebut masuk 10 negara krisis air di dunia.
Kelangkaan Air Bersih Yang Mengancam Pulau Jawa oleh Pdt. Budi Cahyono
08 Mar 2015 - Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Dari total jumlah air yang ada, hanya 5% saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Indonesia merupakan negara ke-3 di dunia (setelah Brazil dan Kanada) yang kaya akan sumber daya air, dimana ketersediaan air mencapai 15.500 m3 per kapita per tahun. Ini masih jauh di atas ketersediaan air rata-rata di dunia yang hanya 8.000 m3 per tahun. Data penelitian Wahana Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa dari 150 juta (60%) penduduk Indonesia, yang tinggal di Pulau Jawa, hidup dengan kapasitas kandungan air yang hanya 4,5% saja. Tentu hal itu tidak menjamin adanya daya dukung kehidupan.
Menjaga Air, Menjaga Kehidupan Generasi Demi Indonesia Sehat
26 Agustus 2014 20:45:38 Diperbarui: 18 Juni 2015 02:29:33
Manusia adalah makhluk sosial. Bukan hanya berinteraksi sesama manusia, tetapi harus mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Manusia harus mampu menjadi pengayom lingkungan, agar mampu memberikan kenyamanan hidup. Perlindungan yang maksimal akan memberikan dampak kepada manusia itu sendiri. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menegaskan bahwa kondisi alam dipengaruhi bukan hanya oleh alam sendiri tapi juga oleh tingkah laku manusia.
Upaya Penanggulangan Pencemaran Air
http://www.artikelsiana.com/2014/10/upaya-penanggulangan-pencemaran-air-usaha.html
Pencemaran Air menimbulkan dampak buruk terhadap manusia dan makhluk lain. Akibat ulah manusia berbagai macam penyakit timbul yang dampaknya juga kembali kepada manusia dan hewan-hewan hanya karna ulah manusia, hewan pun terkena dampaknya karena mengkomsumsi air yang telah tercemar atau memakan ikan yang pada tubuhnya telah terdapat timbunan bahan berbahaya dan racun, tetapi apakah kita harus diam ?...apakah ini harus dibiarkan saja ?....tentu saja tidak, kita yang berbuat kita juga yang harus bertanggung jawab itulah mungkin kata yang tepat untuk manusia, dari ulah kita, semua terkenda dampaknya. Diperlukan cara untuk menanggulangi pencemaran air dengan mengurangi pencemaran air, bahkan kalau bisa menghilangkan pencemaran perairan. Sehingga diperlukan usaha-usaha atau upaya dalam penanggulangan pencemaran perairan.Oleh karna itu mari kita membahas tentang Usaha-usaha penanggulangan pencemaran air atau perairan